4.368 Pelajar Terbunuh Sejak Agresi Israel Dimulai, 90 Persen Sekolah Rusak
Kementerian Pendidikan Palestina melaporkan bahwa 4.368 Pelajar Terbunuh Sejak Agresi Israel dan 8.101 lainnya luka-luka sejak awal agresi Israel pada 7 Oktober di Jalur Gaza dan Tepi Barat.
Melansir situs Badan Berita & Informasi Palestina (WAFA), laporan tersebut juga mengungkapkan bahwa 231 guru dan administrator tewas. Sementara 756 orang terluka di Jalur Gaza dan lebih dari 71 orang di tahan di Tepi Barat.
Di sisi lain, sekitar 281 sekolah negeri dan 65 sekolah yang berafiliasi dengan Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi (UNRWA) telah di bom dan di rusak di Jalur Gaza.
Serangan itu menyebabkan 83 di antaranya rusak parah dan tujuh hancur total. Sedangkan 42 sekolah di Tepi Barat juga di rusak.
90 Persen Sekolah Mengalami Kerusakan
Sejak Israel menargetkan sekolah untuk diserang, Kementerian Pendidikan Palestina mengatakan bahwa 90% sekolah negeri dan gedung pendidikan telah mengalami kerusakan langsung dan tidak langsung.
Sekitar 29% gedung sekolah tidak dapat dioperasikan karena hancur total. Kemudian 133 sekolah negeri di gunakan sebagai pusat perlindungan di Jalur Gaza.
Kondisi ini membuat siswa di Palestina baru bersekolah lagi pada semester kedua. Sementara 55 sekolah akan beralih ke e-learning.
Sekolah tersebut berlokasi di wilayah yang di pisahkan dari wilayah Tepi Barat yang di duduki oleh tembok apartheid Israel dan biasanya di kelilingi oleh pasukan dan pemukim Israel.
Baca juga: Dana PIP 2024 Diberikan ke 18,6 Juta Siswa, Begini Besarannya
Lebih dari 10.000 Anak Terbunuh
Menurut Kementerian Kesehatan di Gaza (per 9 Januari 2024), lebih dari 10.000 anak telah terbunuh oleh serangan udara dan operasi darat Israel di Gaza sejak Oktober 2023 lalu.
Angka tersebut belum termasuk ribuan lainnya yang hilang dan di perkirakan terkubur di bawah reruntuhan, sebagaimana di kutip dari situs Save the Children.
Sementara itu, anak-anak yang selamat dari kekerasan tersebut mengalami kengerian yang parah. Mereka mengalami luka-luka traumatik, luka bakar, hingga penyakit.
Belum lagi, anak-anak harus menghadapi perawatan medis yang tidak memadai dan kehilangan orang tua serta orang-orang tercinta lainnya.
Hal ini membuat sekitar 1.000 anak di Gaza juga telah kehilangan salah satu atau kedua kakinya. Banyak di antara mereka yang di amputasi tanpa obat bius dan memerlukan perawatan medis seumur hidup.
Kini, dunia Internasional tengah menyerukan gencatan senjata untuk menyelamatkan dan melindungi kehidupan anak-anak di Gaza.
Namun, sampai saat ini, gencatan senjata belum juga di sepakati oleh Israel.
Kekerasan Tak Juga Mereda, Israel Tembak Mati Warga Palestina
Pasukan Israel kemabli menembak seorang pelajar Palestina di Tepi Barat, ketika gelombang kekerasan mematikan di wilayah pendudukan tidak menunjukan tanda-tanda.
Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan, seperti di kutip kantor berita AFP, bahwa Abdul Rahim Fayez Ghannam, di tembak.
Seorang Fotografer AFP melihat asap hitam mengepul dari sebuah bangunan selama serangan militer.